Kamis, 27 November 2014

Evaluasi Pelatihan

Resume perkuliahan Manajemen Pelatihan 
Pertemuan ke-sekian; 24 November 2014; 09:16 WIB

Pada pertemuan kali ini, Pak Amril tidak dapat menghadiri perkuliahan namun perkuliahan terlaksana yang dimulai dengan diskusi perkelompok tentang topik 8, yaitu mengenai Evaluasi Pelatihan yang kemudian dibacakan dengan penanggungjawab materi tiap kelompok yaitu Andi Rachman. Berikut hasil resume nya:
 
Evaluasi Pelatihan 
Evaluasi pelatihan adalah penilaian atas training yang telah terlaksana. Evaluasi pelatihan merupakan teknik pengukuran untuk mengetahui sejauh mana program pelatihan memenuhi tujuan-tujuan yang diinginkan.
    Jadi, evaluasi pelatihan berfokus pada hasil-hasil pembelajaran yang kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan tujuan awal diselenggarakannya program pelatihan.

Teknik dan Metode Evaluasi Pelatihan
Evaluasi program pelatihan dapat dipengaruhi oleh karakteristik demografi dan 4 metode dalam model evaluasi pelatihan Kirkpatrick yaitu reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil. Berikut ini penjelasan tentang model evaluasi pelatihan Kirkpatrick :

  1. Reaksi Peserta; adalah level pertama dan paling rendah dari evaluasi. Ini mengukur kepekaan peserta mengenai satu pengalaman belajar berencana. Bentuk yang paling umum dari evaluasi, ini mudah untuk mengatur dan menyediakan umpan balik secara langsung mengenai pelatih, fasilitas, bahan, metode MD.
  2. Pengetahuan Peserta; adalah level kedua dari hirarki Kirkpatrick atas evaluasi. Ini mengukur seberapa besar kesempatan peserta sebagai sebuah hasil dari suatu pengalaman pengetahuan. Evaluasi atas pengetahuan peserta menyempurnakan lebih banyak informasi objektif daripada melakukan evaluasi atas reaksi peserta 
  3. Kinerja Peserta; mengukur bagaimana peserta pelatihan telah berubah perilakunya akibat program pelatihan ang diikutinya. 
  4. Hasil; mengukur apa hasil yang diperoleh, karena peserta pelatihan mengikuti program pelatihan, misalnya meningkatnya produktivitas dan lainnya.
Prosedur  dan Proses Evaluasi Pelatihan
Untuk memastikan keberhasilan pelatihan dapat dilakukan melalui evaluasi. Secara sistimatik manajemen pelatihan meliputi tahap perencanaan yaitu training need analysis, tahap implementasi dan tahap evaluasi. Tahap terakhir merupakan titik kritis dalam setiap kegiatan karena acap kali diabaikan sementara fungsinya sangat vital untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah dilakukan berhasil mencapai tujuan ataukah justru sebaliknya. 
  1. Persepsi terhadap Evaluasi Pelatihan. Konsep pelatihan sudah sejak lama mengalam problem perseptual. Sebagai kegiatan banyak organisasi mempersepsikan evaluasi secara keliru disamping mengabaikan atau sama sekali tidak melakukannya setelah pelatihan diadakan.
  2. Makna Evaluasi Pelatihan Newby (Tovey, 1996 dalam Irianto Yusuf) menulis bahwa perhatian utama evaluasi dipusatkan pada efektivitas pelatihan. Efektifitas berkaitan dengan sampai sejauh manakah program pelatihan SDM diputuskan sebagai tujuan yang harus dicapai, karena efektifitas menjadi masalah serius dalam kegiatan evaluasi pelatihan. 
  3. Merancang Evaluasi Pelatihan. Evaluasi yang dilakukan oleh penyelenggara diklat sebagai berikut:
  •  Evaluasi Pra Diklat, bertujuan mengetahui sejauhmana pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki para peserta sebelum diklat dilaksanakan dibandingkan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disusun dalam program. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang belum dimiliki peserta yang disajikan dalam pelaksanaan program diklat. Tahapan evaluasi terhadap pelatihan : 
    • Evaluasi Peserta 
    • Evaluasi Widyaiswara
    •  Evaluasi Kinerja Penyelenggara 
  • Evaluasi Pasca Diklat, bertujuan mengetahui pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sebelum diklat tidak dimiliki oleh peserta setelah proses diklat selesai dapat dimiliki dengan baik oleh peserta.
Selain itu, tahapan evaluasi pelatihan yang paling sering digunakan adalah pendapat dari Donald L. Kirkpatrick.
  1. Tahap reaksi digunakan untuk menentukan “seberapa peserta menyukai program pelatihan tertentu”. Tahap ini dilakukan setelah pelatihan selesai diberikan, dan biasanya dilakukan untuk mengukur reaksi peserta terhadap pelaksanaan pelatihan
  2. Tahap kedua, yaitu tahap belajar. biasanya dilakukan pada jam terakhir pelatihan. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat perubahan sikap, keahlian, pengetahuan, atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut dari peserta pelatihan. Asumsi dasarnya adalah jika peserta tidak memahami isi pelatihan yang diberikan, maka ia tidak dapat melakukan perubahan dalam kinerjanya. 
  3. Tahap perilaku ditujukan untuk mengukur implementasi pelatihan dalam pekerjaan sehari-hari peserta pelatihan. Evaluasi biasanya dilakukan dalam jangka waktu 3-6 bulan setelah pelaksanaan pelatihan, agar peserta pelatihan memiliki kesempatan untuk mempraktekkan apa yang mereka pelajari.
  4. Tahap terakhir, yaitu tahap hasil. Bertujuan untuk melihat apakah pelatihan dapat memenuhi tujuan organisasi atau bisnis, yang meliputi aspek cost savings, peningkatan produktivitas dan sebagainya.