Minggu, 07 Desember 2014

Desain Pelatihan

Resume perkuliahan Manajemen Pelatihan 
Pertemuan ke-sekian; 10 November 2014; 09:10 WIB

  Pada pertemuan kali ini, mata kuliah Manajemen Pendidikan dan Pelatihan membahas tentang topik 7 yaitu Desain Pelatihan yang kemudian dibacakan dengan penanggungjawab materi kelompok yaitu saya sendiri, Zakia . Berikut hasil resume nya:
 
Desain Pelatihan
Istilah desain pelatihan bemakna adanya keseluruhan, struktur, kerangka, atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan pelatihan. Selain itu, desain pelatihan juga dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematik yang dilakukan sebelum kegiatan pengembangan atau pelaksanaan sebuah pelatihan.

Perumusan Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menerapkan desain pelatihan adalah menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki oleh peserta pelatihan setelah menempuh program pelatiahan. Hal ini disebut dengan istilah tujuan pelatian atau instructional goal.
Rumusan tujuan pelatihan dapat dikembangkan baik dari rumusan tujuan pelatihan yang sudah ada pada proposal maupun yang dihasilkan dari proses analisis kebutuhan (training need assessment). 
Dalam merumuskan tujuan pelatihan yang bersifat spesifik, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu:

  1. Menentukan pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta pelatihan setelah menempuh proses pelatihan
  2. Kondisi yang diperlukan agar peserta pelatihan dapat melakukan unjuk kemampuan dari pengetahuan yang telah dipelajari
  3. Indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan peserta pelatihan dalam menempuh proses pelatihan
  4. Menyatakan Tujuan (States Objectives)
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan pengembangan (Simamora:2006:278) adalah:

  1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.
  2. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima.
  3. Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
  4. Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
  5. Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
  6. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Perumusan Kurikulum Pelatihan
Ada beberapa langkah lain dalam penyusunan kurikulum pelatihan, yaitu: 
a.    Merinci Topik-topik atau Pokok-pokok Bahasan 
b.    Mengembangkan Sistematika (Outline) Modul 
c.    Membuat Judul-judul Topik atau Pokok Bahasan 
d.    Menyusun Kisi-kisi Kurikulum
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun kurikulum pelatihan akan diketahui sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

  • Jenis pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai apakah yang dibutuhkan calon perserta pelatihan sehingga mereka mampu dalam menunaikan tugas/perkerjaannya dan mengembangkan diri.
  • Apakah yang menjadi tujuan belajar dalam pelatihan, dan untuk mencapai tujuan belajar tersebut  jenis materi pelatihan  apa yang perlu dipelajari oleh perserta pelatihan
  • Bagaimana cara mengkondisikan setiap perserta pelatihan sehingga mereka termotifasi senang, dan bagai manakan tehnik , metode dan lama waktu yang di butuhkan serta bagai manacara mengevaluasinya
  • Bagaimana mengatur urutan penyajian setiap materi pembelajaran, dan lain sebaginya.
Penyusunan Jadwal
Menyelenggarakan pelatihan merupakan pembahasan yang meliputi bagaimana cara menjaring peserta pelatihan dan mengorganisir pelaksanaan pelatihan. Menentukan kapan waktu pelaksanaan belajar/pelatihan tentunya berkaitan juga dengan tahun anggaran kegiatan yang tersedia. Selain itu juga terkait dengan ketersediaan waktu dari para peserta pelatihan yang akan direkrut.
Sangat penting untuk diingat bahwa ketika akan merancang sebuah pelatihan, dalam menyusun penjadwalan sesi pelatihan, perlu diingat bahwa:

    1. Perhatian orang terbatas (fokusnya tidak lama)
    2. Terlalu banyak informasi pada suatu waktu merupakan hal yang tidak efektif dan
    3. Tujuan pelatihan tidak untuk itu untuk menghafal serangkaian fakta atau instruksi melainkan, bahwa dalam jangka panjang, mereka memiliki kemampuan yang maksimal dan sepenuhnya diwujudkan dalam tingkat kinerja yang efisien dan bermanfaat bagi bisnis secara keseluruhan.
Training climate
Iklim Pelatihan merupakan hasil interaksi antara peserta dan pelatih dalam konteks lingkungan pelatihan. Iklim baik dapat menguntungkan atau tidak menguntungkan untuk suatu kegiatan pelatihan. (Lynton & Pareek, 1990). Iklim menguntungkan dan tidak menguntungkan seolah-olah hasilnya didasari oleh perasaan pelatih dan peserta pelatihan. Iklim yang kondusif diwujudkan tingkat tinggi bagi tim kerja, kepercayaan dan komitmen pada bagian dari pelatih dan peserta pelatihan. Iklim yang kurang mendukung disajikan dalam kepercayaan yang rendah, persaingan tidak sehat dan kurangnya minat pada bagian dari pemangku kepentingan. 
Trainees learning style
Beberapa gaya belajar yang bisa dilakukan pelatih dengan berbagai cara, seperti:
  1. Belajar dengan melakukan percobaan. Beberapa karyawan akan belajar lebih baik jika mereka diizinkan untuk bereksperimen, atau melakukan sesuatu dalam praktek Trial and error sering digunakan dalam jenis pendekatan.  
  2. Belajar dengan mengamati. Beberapa karyawan akan mengelola untuk memahami sesuatu yang lebih baik jika mereka menonton orang lain melakukan tugas tertentu, dan kemudian mereka akan mencoba untuk melakukannya sendiri.  
  3. Belajar dengan bertanya. Jenis karyawan yang akan belajar jika mereka diizinkan untuk memahami seluruh proses. Dengan menghabiskan waktu pada berbagai aspek, dari bertanya untuk konsultasi, untuk mengevaluasi dan finalisasi, mereka akan berproses untuk belajar.
  4. Belajar dengan pola. Karyawan ini akan belajar jika mereka diberi langkah-demi-langkah gambaran dari tugas di tangan demikian mereka akan membentuk pola dan menghubungkan mereka satu sama lain sampai proses tersebut selesai.
Training strategies
Bentuk strategi pelatihan yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas pelatihan yaitu aktivitas prapelatihan. penyajian materi pelatihan, dan aktivitas tindak lanjut dari kegiatan pelatihan. 
Terdapat lima strategi yang dapat diigunakan dalam menjalankan pelatihan yaitu:
1.    strategi akademik (academic stratedy)
2.    strategi laboratories (labolatories strategy)
3.    strategi tindakan (activity strategy)
4.    strategi pembangunan perseorangan (person development strategy)
5.    strategi pengembangan organisasi (organization develompment strategy)
 
Training topics
Untuk menentukan topic yang menarik dalam pelatihan, sebelumnya kita harus menentukan tema pelatihan, tema kemudian dirinci menjadi sejumlah topic atau pokok bahasan pelatihan. Buatlah daftar (list) dengan bantuan sejumlah pertanyaan. Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut, akan menjadi daftar (list) topik-topik belajar/pelatihan yang akan dikembangkan. Gunakan dua pendekatan (Analisis PSK dan analisis subyek) untuk melakukan hal ini.
Namun setelah topik-topik atau pokok-pokok bahasan sudah dirumuskan, kita masih bisa mengubah kembali judul-judul topik atau pokok bahasan tersebut agar lebih terukur, operasional, menarik, dan lugas. Begitu juga dengan judul pelatihan dapat kita periksa kembali dan kembangkan beberapa alternatif judul yang lebih menarik, tidak terlalu panjang, dan mudah dipahami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar