Minggu, 07 Desember 2014

Metode Pengembangan Manajemen

Resume perkuliahan Manajemen Pelatihan 
Pertemuan ke-sekian; 3 November 2014; 09:10 WIB

  Pada pertemuan kali ini, mata kuliah Manajemen Pendidikan dan Pelatihan membahas tentang topik 6 yaitu Metode Pengembangan Manajemen yang kemudian dibacakan dengan penanggungjawab materi kelompok yaitu Dellaroza G. Sepliria . Berikut hasil resume nya:

ON THE JOB TRAINING
Ialah pelatihan yang menggunakan situasi dalam pekerjaan. Di dalam On the job Training, dibagi dalam beberapa metode, yaitu :
  1. Job Instruction Training (Latihan Instruktur Pekerjaan) : Memberikan petunjuk-petunjuk pekerjaan secara langsung. Pada metode ini didaftarkan semua langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pekerjaan sesuai dengan urutannya.
  2. Job Rotation (Rotasi Pekerjaan) : Karyawan diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan pada bagian-bagian organisasi yang berbeda dan juga praktek berbagai macam ketrampilan dengan cara berpindah dari satu pekerjaan atau bagian ke pekerjaan atau bagian lain.
  3. Apprenticeships : Proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keahlian perorangan.
  4. Coaching : Pelaksanaan pelatihan dimana atasan mengajarkan keahlian dan ketrampilan kerja kepada bawahannya.

OFF THE JOB TRAINING
Ialah pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan. 
  1. Lecture : Metode pelatihan dengan memberikan kuliah atau ceramah dalam rangka penyampaian informasi-informasi yang dibutuhkan petatar.
  2. Video Presentation : Prestasi dilakukan melalui media televisi, film, slides dan sejenisnya serupa dengan bentuk lecture.
  3. Vestibule Training : Pelatihan yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus yang terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan jenis peralatan yang sama seperti yang akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya. Latihan ini berguna sebagai pendahuluan dari latihan kerja.
  4. Role Playing : Suatu permainan peran yang dilakukan oleh peserta untuk memainkan berbagai peran orang tertentu dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya. Teknik ini dapat mengubah sikap peserta.
  5. Case Study : Metode pelatihan dimana para peserta pelatihan dihadapakan pada beberapa kasus tertulis dan diharuskan memecahkan masalah-masalah tersebut.
  6. Simulation : Suatu situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya, tetapi hanya merupakan tiruan saja dan para pelatihan harus memberikan respon seperti dalam kejadian yang sebenarnya.
  7. Self Study : Teknik yang menggunakan modul-modul tertulis dan kaset-kaset atau video tape rekaman dan para peserta hanya mempelajarinya sendiri.
  8. Programmed Learning : Peserta pelatihan diberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan dan para peserta pelatihan harus memberikan jawaban yang benar. Metode ini dapat juga melalui komputer yang sudah mempunyai program tersendiri agar para peserta dapat mempelajari dan memperinci selangkah demi selangkah dengan umpan balik langsung pada penyelesaian setiap langkah.
  9. Laboratory Training : Bentuk latihan kelompok yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan antar pribadi. 

MODEL DESIGN PELATIHAN
Ada beberapa model yang dikemukakan para tokoh dalam merancang sebuah pelatihan. Diantara model-model itu ialah :
MODEL ADDIE
  • Analysis : Menganalisis mengenai apa yang peserta butuhkan, keterampilan dan pengetahuan apa yang dibutuhkan pada saat ini dalam meningkatkan kinerja SDM, terkait juga dengan perkembangan zaman.
  • Design : Setelah mengetahui apa yang peserta didik butuhkan, selanjutnya merancang pelatihan tersebut semenarik mungkin. Menentukan model dan metode yang akan digunakan, sesuai dengan karakteristik peserta pelatihan, menentukan tempat, waktu, dan sebagaimana mestinya.Dalam tahap design inilah segala sesuatu harus dirancang sesuai dengan tujuan dan hasil analisis.
  • Development : Harus mengembangkan design atau rancangan pelatihan yang telah dirancang agar pelatihan lebih menarik dan berkembang. Contoh : pada tahap pengembangan, meminta narasumber untuk memberikan games-games pembuka terlebih dahulu agar pelatihan tidak monoton.
  • Implementation : Melaksanakan pelatihan sesuai dengan yang telah dirancang.
  • Evaluation : Pada tahap evaluasi, kita harus mengevaluasi segala macam proses pelatihan dari awal hingga pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan. Jika terdapat kekurangan, maka akan diperbaiki, jika sudah baik, akan dirancang lebih baik lagi, agar peserta pelatihan akan merasa puas.
 MODEL ASSURE
  • Analyze Learner/ Menganalisis Peserta Pelatihan : Dalam hal ini yaitu menganalisis peserta pelatihan.
  • State Objectives/ Menentukan tujuan dari sebuah pembelajaran : Setelah kita menganalisis peserta, selanjutnya menentukan tujuan yang hendak dicapai dalam pelatihan ini. Tujuan ini harus selaras dengan pengetahuan apa yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan.
  • Select Media and Material/Memilih media dan materi : Pemilihan materi dan media juga harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta, dan diusahakan sebaik mungkin agar materi dan media bersifat menarik.
  • Utilize Materials/Menggunakan materi : Merencanakan bagaimana materi tersebut digunakan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan materi tersebut. Sehingga, akan tercipta proses dan suasana yang efisien dan efektif. Selanjutnya, siapkan alat dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelatihan, kemudian kita gunakan.Teknik atau metode tertentu untuk menyampaikan materi. Bisa dengan games, diskusi, ceramah, dan sebagainya.
  • Require Learner Performance : Peserta diajak mencari solusi, berhitung bersama, dan sebagainya.Pelatihan ini sangatlah efektif, karena ada interaksi dan bersifat komuniaktif.
  • Evaluate/Revise : Dari evaluasi ini, kelak kita akan mengetahui hal-hal apa yang sudah terlaksana dan belum. Proses evaluasi bermanfaat untuk mengetahui apakah tujuan pelatihan sudah tercapai?apakah media yang digunakan mendukung tujuan pelatihan?dan apakah peserta didik mampu menerima materi dengan baik? Jika hasilnya belum maksimal, maka kita hendaknya melakukan revisi guna mendapatkan hasil yang lebih baik dan efektif.
MODEL MORRISON, ROSS AND KEMP MODEL
  • Identifikasi masalah, khususnya tujuan dari pelatihan ini untuk mendisain program pelatiahan.
  • Analisis karakteristik pemelajar, dalam hal ini akrakteristik peserta pelatihan.
  • Identifikasi subjek serta analisis tugas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan.
  • Nyatakan tujuan pelatihan kepada pemelajar atau peseta pelatihanUrutkan isi dalam setiap unit pelatihan.
  • Rancang strategi pelatihan sehingga setiap pemelajar/peserta didik bisa menguasai materi.
  • Siapkan isi materi dan metode penyampaiannya.
  • Kembangkan alat evaluasi untuk menilai.
  • Pilih sumber yang dapat mendukung kegiatan belajar dalam pelatihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar