Resume perkuliahan Manajemen Pelatihan
Pertemuan ke-6; 20 Oktober 2014; 09:16 WIB
Pertemuan ke-6; 20 Oktober 2014; 09:16 WIB
Pada pertemuan kali ini, perkuliahan dimulai dengan diskusi perkelompok tentang topik 5, yaitu mengenai Metode Pelatihan
yang kemudian dibacakan dengan penanggungjawab materi tiap kelompok yaitu Ika Rubianti,
Setelah semua penanggungjawab kelompok selesai memaparkan materinya, Pak
Amril menambahkan beberapa pembahasan tentang Metode pelatihan. Berikut hasil resume nya:
Metode
pelatihan dapat dikelompokkan menjadi:
1. Metode Presentasi Informasi
Metode
ini merupakan metode di mana peserta pelatihan menjadi penerima informasi yang pasif. Diantaranya:
A. Pendekatan
Kognitif
a. Metode
Ceramah: Ceramah melibatkan trainer berkomunikasi melalui
kata-kata lisan dengan peserta pelatihan. Metode ceramah ini salah satu cara
yang paling murah, dan hemat waktu untuk mempresentasikan informasi yang sangat
banyak secara efisien dalam cara yang terorganisasi. Format ceramah berguna
karena mudah digunakan dengan peserta pelatihan dalam jumlah besar.
Ada
beberapa variasi metode ceramah diantaranya:
- Ceramah Standar : Trainer berbicara ketika menyimak dan menyerap informasi.
- Team Teaching : Dua trainer atau lebih mempresentasikan menyajikan topic yang berbeda atau pandangan alternatif mengenai topic yang sama.
- Guest Speaker : Pembicara mengunjungi sesi untuk periode waktu yang ditetapkan sebelumnya.
- Panel : Dua pembicara atau lebih mempresentasikan informasi dan mengajukan pertanyaan
- Presentasi Siswa : Kelompok peserta pelatihan mempresentasikan topic ke kelas.
\
b. Metode Demontrasi: Suatu demonstrasi menunjukkan dan merencanakan bagaimana suatu pekerjaan atau bagaimana sesuatu itu dikerjakan. Metode ini melibatkan penguraian dan memeragakan sesuatu melalui contoh-contoh. Metode ini sangat mudah bagi manajer dalam mengajarkan pegawai baru mengenai aktivitas nyata melaui suatu tahap perencanaan dari “Bagaimana dan apa sebab” pegawai mengerjakan pekerjaan yang ia kerjakan. Metode ini sangat efektif, karena lebih mudah menunjukkan kepada peserta cara mengerjakan suatu tugas, karena dikombinasikan dengan alat Bantu belajar seperti : gambar-gambar, teks materi, ceramah, diskusi.
b. Metode Demontrasi: Suatu demonstrasi menunjukkan dan merencanakan bagaimana suatu pekerjaan atau bagaimana sesuatu itu dikerjakan. Metode ini melibatkan penguraian dan memeragakan sesuatu melalui contoh-contoh. Metode ini sangat mudah bagi manajer dalam mengajarkan pegawai baru mengenai aktivitas nyata melaui suatu tahap perencanaan dari “Bagaimana dan apa sebab” pegawai mengerjakan pekerjaan yang ia kerjakan. Metode ini sangat efektif, karena lebih mudah menunjukkan kepada peserta cara mengerjakan suatu tugas, karena dikombinasikan dengan alat Bantu belajar seperti : gambar-gambar, teks materi, ceramah, diskusi.
c. Metode Diskusi/Konferensi: Metode diskusi melibatkan trainer berkomunikasi dua arah dengan
peserta pelatihan, dan peserta pelatihan berkomunikasi satu sama lain. Karena
partisipasi aktif didorong, metode diskusi memberikan kesempatan kepada peserta
pelatihan kesempatan untuk memperoleh umpan balik, klarifikasi dan berbagai
sudut pandang. Trainer harus bertindak sebagai penjaga gawang, memberi
kesempatan kepada setiap orang untuk
mengungkapkan sudut pandangnya, tidak membiarkan diskusi didominasi oleh
beberapa orang.
d. Computer based training: Merupakan media komunikasi berbasis CD/LAN/WEB
Interactive yang dibuat sebagai alat pelatihan dan sangat informatif dan
praktis, karena selain diisi dengan materi-materi tentang perusahaan, CBT bisa
memuat games/quiz sebagai aspek hiburan terhadap karyawan perusahaan. karena
berbasis CD/LAN/Web, CBT dengan mudah terhubung dengan jaringan internal
sehingga cakupan informasi dapat dicapai secara keseluruhan office. Sebuah system CBT terdiri dari system/ platform/ software dan
modul-modul pembelajaran multimedia. System/ platform dan modul-modul ini
diinstalasi pada sebuah komputer server, yang bisa diakses di komputer-komputer
klien di seluruh jaringan intranet perusahaan.
B. Pendekatan
perilaku (behavioral approach)
1. Behavior modeling
Banyak hal yang kita pelajari
diperoleh dari hasil mengamati orang lain. Kita akan meniru tindakan orang lain
ketika mereka membawa pada hasil yang dikehendaki (misalnya, promosi,
peningkatan penjualan). Dalam konteks pelatihan, kita berusaha memaksimumkan
peserta mengidentifikasikan model, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
- Model sebaiknya sama dengan usia, jenis kelamin, dan suku pengamat.
- Soroti perilaku yang hendak dijadikan contoh secara jelas dan mendetail.
- Urutkan perilaku yang hendak dijadikan model dari yang paling mudah sampai paling sulit, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan mengamati banyak pengulangan dan perilaku yang dijadikan model.
- Akhirnya, miliki beberapa model yang mendemontrasikan perilaku yang dikehendaki, bukan hanya satu.
2. Business games (Permainan Peran)
dan Simulasi
Business games atau permainan
bisnis dimaksudkan untuk mengembangkan atau memperhalus keterampilan memecahkan
masalah dan mengambil keputusan. Akan tetapi, teknik ini cenderung lebih
memfokuskan pada keputusan manajemen bisnis.
Permainan bisnis dan simulasi digunakan oleh trainer
sebagai latihan belajar, dan sebagai alat pemecahan masalah dan evaluasi.
Berikut ini adalah penerapannya:
- Permainan bisnis dan simulasi khusus untuk pengajaran keterampilan pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
- Simulasi menyediakan sarana yang efektif untuk belajar.
- Permainan bisnis dan simulasi sering digunakan untuk mengembangkan kesadaran dan pemahaman khusus mengenai elemen dan sistem yang membentuk keutuhan.
- Simulasi digunakan juga untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah yang sebenarnya bagi organisasi dalam proses pengajaran.
- Di samping pengajaran, permainan bisnis dan simulasi digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai kekuatan dan kelemahan seorang individu (Keiser dan Seeler, 1987:464).
3. Case
studies (studi kasus)
Metode
studi kasus membantu peserta pelatihan mempelajari keterampilan analisis dan
pemecahan masalah dengan menyajikan cerita (kasus) mengenai orang dalam
organisasi yang menghadapi masalah atau keputusan.
Dalam
metode ini, instrukstur bertindak sebagai katalis dan fasilitator yang
seharusnya mendorong sudut pandang yang beragam, menggagas diskusi tentang
topic yang luput dari pengamatan manajer dan sepenuhnya siap/siaga. Dalam
mengunakan metode ini, instruktur harus menjaga dirinya agar tidak mendominasi
diskusi, tidak membiarkan beberapa orang mendominasi diskusi dan tidak
mengarahkan diskusi menuju solusi yang dikehendakinya.
4. In
basket technique (Teknik in basket)
Teknik
In-Basket digunakan untuk melatih kandidat manajerial dengan meminta mereka
bertindak atas dasar aneka memo, laporan, dan surat menyurat lain yang secara
khusus ditemukan dalam keranjang manajemen. Sasaran teknik ini adalah menilai
kemampuan peserta pelatihan menetapkan prioritas, merencanakan, mengumpulkan
informasiyang relevan dan membuat keputusan.
Urutan kejadian
yang terdapat dalam latihan in-basket secara
khusus mencakup hal-hal berikut:
- Peserta pelatihan diberitahu bahwa merekadi dipromosikan ke posisi manajemen yang tiba-tiba kosong
- Peserta pelatihan menerima isi yang ada di dalam keranjang manajer.
- Peserta pelatihan kemudian diminta membaca membaca, mengorganisasi, memprioritaskan dan membuat keputusan mengenai isu-isu yang disajikan.
5. Role
plays (Bermain Peran)
- Teknik ini merupakan suatu peralatan yang memungkinkan para karyawan (peserta latihan) untuk memainkan berbagai peran yang berbeda. Peserta ditugaskan untuk memerankan individu tertentu yang digambarkan dalam suatu episode dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya. Efektivitas metode ini sangat bergantung pada kemampuan peserta untuk memainkan peranan (sedapat mungkin sesuai dengan realitas) yang ditugaskan kepadanya. Teknik role playing dapat mengubah sikap peserta, seperti missal menjadi lebih toleransi terhadap perbedaan individual dan mengembangkan keterampilan-keterampilan antar pribadi (interpersonal skills).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar